Kamis, 05 Desember 2013

Sya'ir yang membuat Imam Ahmad menangis

Syair ini telah membuat Imam Ahmad Bi Hanbal (rahimahullah) menangis apabila mendengar dua bait pertama sya’ir ini. Moga ianya juga menjadi momentum ke arah muhasabah dan perubahan diri kita semua ..

إذا ماقال لي ربّي أما استحييت تعصيني * و تخفي الذنب عن خلقى و بالعصيان تأتيني
Jika Tuhanku bertanya pada ku, Tidak malukah kau bermaksiat pada-Ku ? * Kau sembunyikan dosa mu dari makhluk-Ku dan datang pada-KU dengan penuh dosa
فكيف أجيب ياويحي ومن ذا سوف يحميني * أسلي النفس بالاملل من حين إلى حين
Bagaimana aku nak jawab duhai diri ku yang malang? Dan siapalah yang dapat menyelamatkan aku? * Aku terus menyogok jiwaku dengan impian dan harapan dari masa ke masa
وأنسى ماوراء الموت ماذا بعد تكفيني * كاني قد ضمنت العيش ليس الموت يأتيني
Dan aku melupakan apa yang akan dihadapi selepas mati, dan apa yang akan berlaku selepas aku dikafankan * Seolah-olah aku ini telah dijamin untuk hidup selamanya seakan mati tidak akan menemuiku
وجاءت سكرة الموت الشديدة من سيحميني * نظرت إلى الوجوه أليس منهم من سيفديني
Dan telah datang padaku sakaratul maut yang ngeri, Nah ! siapa sekarang yang mampu melindungiku? * Aku melihat pada wajah-wajah,, apakah ada daripada mereka yang akan menebusku?
سأُسأل ما الذي قدمت في دنياي ينجيني * فكيف إجابني من بعدما فرطت في ديني
Akan ku disoal apa yang telah aku lakukan di dunia untuk menyelamatkan diri ini, * maka bagaimana akan ku jawab setelah aku mengabaikan urusan agamaku
وياويحى ألم أسمع كلام الله يدعوني * ألم اسمع لما قد جاء في ق و يس
Celakanya aku ! apakah aku tak mendengar ayat-ayat Allah yang menyeruku? * adakah aku tak dengar apa yang telah diberitakan didalam surah Qaaf dan Yaasin ?
ألم أسمع بيوم الحشر يوم الجمع والدين *  ألم أسمع منادى الموت يدعوني يناديني
Adakah aku tak dengar tentang hari dikumpulkan manusia, hari perhimpunan dan hari ad-deen (qiyamah)? * Adakah aku tak dengar panggilan ajal maut, menyeru dan menjemput ku?
فيارباه عبد تائب من ذا سيؤوية * سوى ربّ غفور واسع للحق يهديني
Maka Yaa Rabb! Seorang hamba datang bertaubat, siapa yang dapat melindunginya? * Melainkan Tuhan Yang Maha Luas pengampunan-Nya dan yang membimbingku dalam kebenaran
أتيت إليك فارحمني وثقل فى موازيني * وخفّف في جزائى أنت أرجى من يجازيني ِ
Aku telah datang pada Mu maka kasihanilah daku dan beratkan timbangan (kebaikan) ku * Dan ringankan (percepatkan) hisabku karena Engkaulah yang terbaik dalam penghisaban.


Senin, 02 Desember 2013

Qus bin Sa'idah

Qus bin Sa'idah al-Iyyadi merupakan seorang orator ulung Arab Jahiliyyah dan menjadi idola dalam ke-balaghah-an orasinya, kata-katanya banyak mengandung hikmat dan nasihat-nasihat yang baik. Ia menganut kepercayaan tauhid dan beriman kepada hari kebangkitan. Ia menyeru masyarakatnya untuk menghentikan penyembahan terhadap berhala, dan berusaha membimbing mereka untuk menyembah kepada Yang Maha Pencipta (al-Khaliq). Dia mengorasikan hal itu kepada masyarakatnya dalam berbagai acara dan pada musim-musim pasaran.
Sebagian ahli sastra Arab menyatakan bahwa Qus bin Sa'idah al-Iyyadi adalah orator pertama yang berorasi di tempat yang tinggi, orator pertama yang mengatakan dalam orasinya kata-kata "amma ba'du" (kemudian dari itu/selanjutnya), dan orator pertama yang berorasi sambil bertelekan (memegang) pedang dan tongkat. Masyarakat banyak yang datang kepadanya untuk meminta pengadilan dan penyelesaian terhadap sebuah permasalahan, dan ia pun mampu mengadili mereka dengan pemikiran yang jernih dan keutusan yang tepat.
Qus bin Sa'idah al-Iyyadi juga orang pertama yang mengatakan: "Pembuktian atas orang yang mendakwa dan sumpah atas orang yang mengingkari". Ia pernah menjadi duta (wakil) yang diutus kepada Kaisar Romawi. Pada suatu ketika Kaisar Romawi bertanya kepadanya:
"Akal apakah yang paling mulia?"
Qus menjawab: "Akal yang membuat seseorang dapat mengenal dirinya".
Kaisar bertanya: "Ilmu apakah yang paling utama?"
Qus menjawab: "Ilmu yang dapat membuat seseorang melindungi dirinya".
Kaisar bertanya: "Sifat apakah yang paling mulia dari seorang ksatria?"
Qus menjawab: "Yaitu sifat ksatria seseorang akan mampu mengendalikan air mukanya".
Kaisar bertanya: "Harta apakah yang paling mulia?"
Qus menjawab: "Harta yang dapat membuat seseorang dapat menyelesaikan hak-haknya".

Nabi Muhammad Saw sebelum diutus menjadi pernah mendengar Qus berorasi di pasar Ukadz di atas unta yang berwarna kelabu. Beliau Saw begitu mengagumi keindahan kata-katanya dan mengagumi kelurusannya serta memujinya. Qus berusia panjang dan meninggal menjelang Nabi Muhammad Saw diutus menjadi Rasul.
Kata-kata yang digunakan dalam berorasi begitu selektif, sehingga kesan yang ditimbulkan sangat kuat, jauh dari kesalahan, dan senda gurau. Saja' (prosa bersajak), pharase-pharase pendek-pendek, selalu muncul secara spontan dalam setiap orasinya. Di antara pidatonya, adalah pidato yang disampaikannya di pasar Ukadz, sebagaimana yang terdapat dalam kitab Shubhi al-A'sya (1: 212), seperti yang terdapat di bawah ini:

أيها الناس, أسمعوا وعوا, من عاش مات, ومن مات فات, وكل ما هو آت آت, ليل داج, ونهار ساج, وسماء ذات أبراجو ونجوم تزهر, وبحار تزحر, وجبال مرساة, وأرض مدحاة, وأنهار مجراة, إن فى السماء لخبرا, وإن فى الأرض لعبرا, ما بال الناس يذهبون ولا يرجعون؟ أرضوا فأقاموا؟ أم تركوا فناموا؟ يقسم قس بالله قسما لا إثم فيه: إن لله دينا هو أرضى لكم وأفضل من دينكم الذى أنتم عليه. إنكم لتأتون من منكرا". 

"Wahai segenap manusia dengarlah dan sadarlah. Sesungguhnya orang yang hidup itu akan mati. Orang yang mati itu telah berlalu. Segala yang akan datang itu pasti datang. Malam yang gelap gulita, siang yang terang benderang, langit yang berhias bintang-bintang. Bintang gemintang yang berkerlap-kerlip, lautan yang bergelombang, gunung-gunung yang tinggi menjulang, bumi yang menghampar, dan sungai-sungai yang mengalir. Sesungguhnya di langit itu ada kabar berita, dan di bumi itu penuh dengan pengajaran. Bagaimanakah gerangan berita tentang orang-orang yang telah pergi dan tak kembali? Adakah gerangan karena mereka suka dan mereka menetap di sana? Qus bersumpah demi Allah, suatu sumpah yang tidak mengandung dosa: Sesungguhnya Allah memiliki agama yang lebih disukai-Nya buat kalian, dan lebih utama daripada agama yang kalian jalani. Sesungguhnya kalian benar-benar mendatangkan urusan yang mungkar (yang tidak disukai)".

Diriwayatkan bahwa setelah berorasi itu, Qus mendendangkan Syi'rnya:
فى الذاهبـين الأوليـ  ¤  ـن من القرون لنا بصائر
لما رأيـت مـواردا  ¤  للموت ليس لها مصادر
ورأيت قومى نحوهـا  ¤  تمض: الأكابر والأصاغر
لا يرجع المـاضى إلى  ¤  ولا من الباقين غـابر
أيقنت أنى لا محــا  ¤  لة حيث صار القوم صائر

"Pada orang-orang terdahulu yang telah berlalu pergi berabad-abad silam, kita mendapatkan berbagai pelajaran"
"Ketika kulihat meeka beramai-ramai menuju telaga kematian yang tidak dapa dihindari"
"Da kulihat kaumku pun menuju ke arah sana dengan tidak perduli, mereka yang tua renta maupun mereka yang muda belia"
"Yang telah berlalu tak akan kembali lagi kepadaku, dan sementara mereka yang masih tersisa tak akan pernah tetap berada"
"Aku pun yakin, bahwa tak ayal lagi aku pun pasti berlalu pergi, menuju tempat ke mana kaumku pergi"